Sabtu, 18 Mei 2013

Larutan penyangga


A.    Judul Percobaan                   : Larutan Penyangga
B.     Tujuan Percobaan                :
-       Mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran terhadap pH larutan penyangga.
C.    Kajian Teori             
Larutan buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat menahan pH tersebut atau tidak berubah meski ditambah sedikit asam atau sedikit basa atau juga diencerkan. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
a.    Sifat Larutan Penyangga
Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa, meskipun dalam jumlah yang sedikit, harga pH dapat berubah secara drastis. Contohnya larutan yang mengandung campuran asam lemah dengan basa konjugasinya yang disediakan oleh garam dari asam lemah tersebut. Misalnya asam asetat (CH3COOH) dengan ion asetat (CH3COO-) yang berasal dari natrium asetat (CH3COONa). Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit asam atau basa, ternyata pH larutan tidak berubah. Hal ini disebabkan ion H+ dari asam segera ditangkap oleh ion asetat (CH3COO-) dan ion OH- dari basa segera ditangkap oleh molekul asam asetat (CH3COOH). Dengan demikian, penambahan asam atau basa tidak mengubah konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan, sehingga pH larutan konstan. Larutan yang dapat mempertahankan pH ini disebut larutan penyangga atau larutan buffer.
b.    Kegunaan Larutan Penyangga
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada harga pH tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga, agar pH senantiasa konstan ketika reaksi metabolisme berlangsung. Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup. Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam ( pH < 7 ) atau suasana basa ( pH > 7 ). Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar tidak mudah rusak.
Buah-buahan yang bisa disebut dengan larutan adalah buah yang mengandung asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat.Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan.Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Misalnya seperti tomat, jeruk dan nanas.
Air soda (berkarbonasi) adalah air dikarbonasikan dengan penambahan gas karbondioksida dibawah tekanan. Air soda mendapatkan namanya dari garam natrium yang dibandingnya yang menyatakan senyawa “bergaram” dan menambah kualitas berbeda bagi sejumlah minuman tanpa alkohol.
Di dalam minuman bersoda ini terdapat buffer yaitu ion phosphat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman bersoda ini dapat lebih lama (hingga bertahun-tahun) selama dalam masa penyimpanannya.
     Garam sitrat yang salah satunya terdapat dalam komposisi air bersoda ini dihasilkan ion sitrat yang dihasilkan dari pelepasan proton oleh tiga gugus karboksil COOH dalam asam sitrat, sitrat sangat baik dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam yang membentuk garam sitrat tersebut.
Beberapa komposisi minuman bersoda :
-          Air
-          CO2
-          Gula
-          Kafein
-          Flavour buatan (rasa jeruk, lime, strawberry dan sebagainya)
-          Bahan soda pol sprite = asam phosphat, kalium sitrat, asam sitrat, kalium benzoat, aspartam, gula, natrium.

Jenis – Jenis Buffer
1.    Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A-). Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu:
a.     Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam LA menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A־).
Contoh :
1) Larutan CH3COOH + larutan NaHCO3 (komponen penyangga CH3COOH dan CH3COO-).
2) Larutan H2CO3 + larutan NaHCO3 (komponen penyangga H2CO3 dan HCO3-).
b.    Mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemah dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dan asam lemah yang bersangkutan (Purba, 2007).
2.    Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+). Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam, yaitu :
a.     Mencampurkan suatu basa lemah dengan garamnya. Contoh : Larutan NH3 + larutan NH4Cl (komponen penyangganya NH3 dan NH4+).
b.     Mencampurkan basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebihan.
Cara Kerja Buffer
Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya – sebaliknya akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.
a.     Larutan penyangga yang bersifat asam
Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang khas. Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:
1
Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri.
o  Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali. Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.
2
Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
o  Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut. Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat
Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
3
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar. Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen
Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.
4
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
5

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingkat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.
b.    Larutan penyangga yang bersifat basa
Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang khas. Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:
6
Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
o  Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa
Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.
7
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifat asam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida
Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.
8
Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
9

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen dihilangkan – hanya sebagian besar.
o  Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa
Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.
10
Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air – dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.
Fungsi Larutan Penyangga
a.     Larutan Penyangga Asam Karbonat Bikarbonat dalam Darah
Proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh dapat menghasilkan beberapa zat kimia seperti karbondioksida dan ion hidrogen. Dalam hal ini, keberadaan zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan pH darah turun atau naik. Jika pH darah sangat rendah, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan jika pH darah sangat tinggi, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan alkalosis. Larutan penyangga yang paling penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah adalah sistem penyangga asam karbonat bikarbonat. Dua buah reaksi kesetimbangan penyangga asam karbonat bikarbonat tersebut dituliskan sebagai berikut :
Bukan reaksi asam basa
H3O+(aq)  +  HCO3-(aq)  à  H2CO3(aq)

Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam mempertahankan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam darah yaitu sebesar 20:1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah. Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah, maka ion H+ dari asam tersebut segera bereaksi dengan ion karbonat (HCO3-) dalam darah yang menghasilkan asam karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H2CO3(aq) à HCO3(aq)  +  H + (aq)

Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru. Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat (H2CO3) dalam darah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)

Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2 disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
b.    Larutan Penyangga Fosfat dalam Darah
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4- ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 32- ).
H 2 PO 4-(aq) + H +(aq) --> H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq) + OH -(aq) --> HPO 42-(aq)) + H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
Larutan penyangga fosfat terdiri dari asam fosfat (H3PO4) dalam kesetimbangan dengan ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) dan H+. Larutan penyangga fosfat ini hanya berperan kecil dalam darah, hal ini karena H3PO4 dan H2PO4- ditemukan dalam konsentrasi yang sangat rendah dalam darah.
c.     Larutan Penyangga Hemoglobin dalam Darah
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) « HbO 2- + H +
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin.
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Hemoglobin juga bertindak sebagai penyangga pH dalam darah. Hal ini karena protein hemoglobin dapat secara bergantian mengikat H+ (pada protein) maupun O2 (pada Fe dari “gugus heme”), tetapi ketika salah satu dari zat tersebut diikat, maka zat yang lain dilepaskan. Hemoglobin membantu mengontrol pH darah dengan mengikat beberapa proton berlebih yang dihasilkan dalam otot. Pada saat yang sama, molekul oksigen dilepaskan untuk digunakan oleh otot tersebut.
d.    Menjaga keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.
e.     Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
D.    Rangkaian Percobaan yang terdiri dari:
1)        Alat dan Bahan:
a.    Alat :
1.   Tabung reaksi
2.   Rak tabung reaksi
3.   Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
4.   Gelas kimia 50 mL
5.   Lumpang dan alu
6.   Indikator universal

b.   Bahan          :
1.        NaOH 0,5 M
2.        HCl 0,5 M
3.        CH3COOH 0,5 M
4.        CH3COONa 0,5 M
5.        NH4OH 0,5 M
6.        NH4Cl 0,5 M
7.        NaCl 0,5 M
8.        Buah nanas masak
9.        Buah jeruk
10.    Tomat
11.    Minuman (mis: sprite)
12.    Mentimun










 
F.     Analisa Data

1.      Pembuatan Larutan dari Buah-Buahan
            Pada percobaan pertama kami menggunakan buah jeruk, nanas, mentimun dan tomat. Pertama untuk buah jeruk kami peras, untuk buah nanas kami haluskan menggunakan parut yang telah dikerjakan di rumah, untuk buah mentimun dan tomat kami potong kecil-kecil lalu dihaluskan dengan menggunakan mortal alu. Lalu masing-masing sari dari buah tersebut kami tampung menggunakan gelas kimia 50 ml. Kami ambil 3 ml dari masing-masing sari lalu kami encerkan dengan akuades sebanyak 10x volume sari buah sehingga kami dapatkan 30 ml sari yang telah diencerkan dan kami simpan dalam gelas kimia yang sudah kami beri label. Larutan jeruk berwarna kuning, larutan nanas berwarna kuning, larutan tomat berwarna merah dan larutan timun berwarna hijau muda.
2.      Pengaruh Penambahan Asam Kuat dan Penambahan Basa Kuat
            Pada percobaan kedua kami sediakan 10 tabung reaksi yang kami beri label sesuai dengan isinya yaitu tabung 1 diisi dengan 2 ml CH3COOH dan 2 ml CH3COONa dan larutan tidak bewarna, tabung 2 diisi dengan 2 ml NH4OH dan 2 ml NH4Cl dan larutan tidak berwarna,  tabung 3 diisi dengan NaCl dan 2 ml HCl dan larutan tidak berwarna, tabung 4 diisi dengan NaCl dan 2 ml NaOH dan larutan tidak berwarna, tabung 5 diisi dengan 4 ml larutan nanas berwarna kuning, tabung 6 diisi 4 ml larutan jeruk berwarna kuning, tabung 7 diisi dengan 4 ml larutan tomat berwarna merah , tabung 8 diisi dengan 4 ml larutan mentimun berwarna hijau muda, tabung 9 diisi dengan 4 ml sprite berwarna bening, dan tabung 10 diisi dengan 4 ml akuades. Untuk sprite yang digunakan harus sudah didiamkan terlebih dahulu hingga busa hilang sebab adanya menunjukkan bahwa asam karbonat (H2CO3) yang ada dalam sprite berubah menjadi H2O dan CO2. Hal ini terjadi karena asam karbonat merupakan jenis asam yang tidak stabil (mudah terurai) sehingga gas CO2 terlepas ke udara dan H2O tetap berada di dalam sprite. Sehingga, habisnya busa menunjukkan bahwa dalam minuman sprite tersebut tertinggal hanya buffer fosfatnya saja.
Pada masing-masing tabung kemudian ditambahkan beberapa tetes HCl (asam kuat) untuk mengidentifikasi larutan yang merupakan larutan penyangga asam dengan cara membandingkan pH larutan sebelum dan sesudah ditetesi HCl.
            Lalu kami isi kembali sepuluh tabung reaksi tersebut dengan larutan yang sama seperti sebelumnya, namun setelah itu kami tambahkan  beberapa tetes  NaOH (basa kuat) untuk mengidentifikasi larutan yang merupakan larutan penyangga basa dengan cara membandingkan pH larutan sebelum dan sesudah ditetesi NaOH.  Berikut data kami sajikan dalam bentuk tabel :
Tabung
Warna sebelum ditetesi indicator
Warna setelah ditetesi indikator dengan pH
Jumlah tetesan HCl
Warna setelah ditetesi HCl dengan pH
Jumlah tetesan NaOH
Warna setelah ditetesi NaOH beserta pH
1. CH3COOH + CH3COONa
Tidak berwarna
Jingga (+) ; 2
20
Jingga ; 2
40
Ungu ; 14
2. NH4OH + NH4Cl
Tidak berwarna
Hijau Terang ;  9
6
Jingga ; 2
16
Ungu ; 11
3. NaCL + HCl
Tidak berwarna
Jingga (+++) ; 3
28
Jingga ; 2
44
Hijau ; 7
4. NaCl + NaOH
Tidak berwarna
Biru Terang ; 11
40
Ungu ; 2
10
Jingga ; 10
5. Larutan Nanas
Kuning
Jingga (+) ; 2
10
Jingga ; 2
2
Ungu ; 2
6. Larutan Jeruk
Kuning
Jingga (+) ; 2
38
Jingga ; 3
6
Ungu ; 6
7. Larutan Tomat
Merah Muda
Jingga (+) ; 2
10
Jingga ; 2
2
Ungu ; 2
8. Larutan Mentimun
Hijau muda
Hijau muda ; 5
2
Jingga ; 2
2
Ungu ; 2
9. Sprite
Tidak berwarna
Jingga (++) ; 3
12
Jingga ; 2
4
Kuning ; 4
10. Aquades
Tidak berwarna
Hijau tua ; 7
2
Jingga ; 3
2
Ungu ; 2


G.    Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel diatas, pada tabung 1 yang berisi CH3COOH dan CH3COONa, tabung 3 yang berisi NaCl dan HCl, tabung 5 yang berisi larutan nanas, tabung 6 yang berisi larutan jeruk, tabung 7 yang berisi larutan tomat, dan tabung 9 yang berisi sprite setelah ditambahkan ditambahkan HCl pH larutan tetap dan pada tabung 3 dan tabung 9 saja yang pH nya berubah sedikit, hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat penyangga asam, karena pH dapat dipertahankan atau meskipun berubah hanya sedikit.  Sedangkan untuk penambahan basa, pada tabung 2 yang berisi NH4OH dan NH4Cl pH larutan setelah ditambahkan NaOH hanya berubah sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut merupakan larutan penyangga basa.
            Pada percobaan diatas untuk larutan nanas dan tomat pada saat ditetesi NaOH  perlu tetesan yang sedikit (2 tetes) untuk merubah warnanya dari jingga menjadi ungu sedangkan pada saat ditetesi HCl perlu diteteskan hingga 10 tetes. Hal ini terjadi karena larutan tersebut bersifat asam sehingga mudah bereaksi membentuk garam (sensitive) terhadap basa , pada larutan ini yang terbentuk adalah natrium sitrat dan akan langsung terjadi perubahan saat ditetesi larutan basa daripada ditetesi dengan HCl yang sama-sama bersifat asam.

H.    Kesimpulan
Dari percobaaan diatas dapat disimpulkan bahwa
Ø    Larutan CH3COOH dan CH3COONa adalah larutan penyangga asam
Ø    Larutan NH4OH dan NH4Cl adalah larutan penyangga basa
Ø    Larutan buah nanas adalah larutan penyangga asam
Ø    Larutan jeruk adalah larutan penyangga asam
Ø    Larutan tomat adalah larutan penyangga asam
Ø    Larutan NaCl dan HCl adalah larutan penyangga asam
Ø    Minuman sprite adalah larutan penyangga asam





I.       Jawaban Pertanyaan
1.      Berdasarkan hasil percobaan nomor 3 dan 4, menurut anda larutan apa yang merupakan larutan penyangga ?
·         Yang termasuk larutan penyangga asam yaitu pada larutan CH3COOH dan CH3COONa , NaCl dan HCl , larutan nanas , larutan jeruk , larutan tomat dan minuman sprite.
·         Yang termasuk larutan penyangga basa yaitu pada larutan NH4Cl dan NH4OH
2.      Apa yang terjadi jika campuran CH3COOH dan CH3COONa, campuran NH4OH dan NH4Cl masing-masing di tambahkan HCl ?
·           Kedua larutan tersebut pH-nya akan berubah menjadi lebih asam namun perubahan pH tersebut tidak terlalu besar dari pH sebelum ditambahkan.
3.      Seperti nomor 2 tetapi pada campuran yang ditambahkan NaOH?
·           Kedua larutan tersebut pH-nya akan berubah menjadi lebih basa namun perubahan pH tersebut tidak terlalu besar dari pH sebelum ditambahkan.


J.      Daftar Pustaka
Anonym. 2012. Asam Sitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat. diakses tanggal 07 April 2013.
Anonym. 2012. Buffer. www.bisakimia.com. Diakses tanggal 10 April 2013.
Anonym. 2013. Larutan Penyangga. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyangga. diakses tanggal 07 April 2013
Svehla, G. 1979. Vogel:Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pusaka
Partana, Crys F dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Mangihut. 2009. Kimia Dasar.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada